MALAM TAHUN BARU 2017
DI PUSARAN KA’BAH
Semua Ummat Islam Berharap Bisa menunaikan ibadah Haji atau
Umroh, begitu juga saya. Awal mula aku gak percaya bisa kesana dan
menghabiskan malam tahun baru di pusaran ka’bah. Saya punya keyakinan bahwa
kalau ada kemauan dan niat yang tulus, pasti Allah akan mengabulkannya.
Ternyata itu bukan hal yang tidak mungkin. Sebagai mana Allah Janjikan. Saya
hanyalah seorang guru swasta di salah satu sekolah swasta di Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Dengan gaji yang tidak
begitu besar, bahkan di bawa UMR, merasa tidak mungkin bisa menunaikan ibadah Umroh,
tapi yang namanya orang kepingin, apalagi kepinginnya ibadah, pasti ada jalan.
Setiap selesai shalat lima waktu aku selalu berdoa, mau tidur bangun tidur aku
selalu berdoa, Ya Allah, beri kesempatan aku mengunjungi makam rosulullah, beri
kesempatan aku berdoa di pintu Ka’bah. Setiap hari dalam hatiku berucap
demikian, selain doa doa yang lain. Alhamdulillah, kurang lebih satu tahun dari
keinginanku ternyata di kabulkan oleh
Allah.
“Aku
penuhi panggilan-Mu Ya Allah untuk be rumroh”
Pada bulan Desember , tahun 2016. Aku di takdirkan dan di
panggil untuk menunaikan umroh, berangkat dari Rumah aku berempat , istriku,
dan kedua anakku. Sengaja aku tidak memberi tahu saudara dan para tetangga, Karena
aku tidak melakukan tasyakuran keberangkatan , sebagaimana di lakukan oleh
orang- orang yang akan menunaikan ibadah umroh atau ibadah haji, karena tidak
ada biaya untuk itu. Aku bermalam di Mojokerto, di rumah mertua, sambil pamitan
sama mertua dan kakak-kakanya istriku. Paginya aku kumpul di rumah Bapak H. Zaini, di Mojosari, Pemilik Tour and
Travel Umroh dan Haji. Kita berangkat bersama- sama rombongan, dengan naik Bis,
menuju Masjid Al-Aqbar, untuk melakukan shalat dhuhur sambil menantikan keberangkatan menuju bandara Juanda . Sore
sekitar pukul 14.00, pesawat mulai tak take off, kurang lebih 9 jam perjalanan
, kami sampai di madinah Pk. 11.00 Wib. Atau
Pk. 20.00 waktu Arab Saudi.
Kurang lebih 13 hari, kami berada di sana, enam hari di
madinah dan 7 hari di Makkah, Selama di sana aku focus ibadah dan kuhabiskan
waktuku di masjid dan Ka’bah. Setiap berdoa aku merasa begitu banyak dosa- dosa
yang telah aku perbuat, dan saking syukurnya bisa sampai di sana, Air mataku
terus menetes, hingga beberapa hari.
Di Madinah aku sempat masuk di Arroudhoh, tempat mimbarnya
Nabi Muhammad SAW, awal mula berkutbah, dan disinilah katanya, do’a kita di izabahi
oleh Allah SWT.
Dimadinah aku sempat di tinggal rombongan yang sedang
rekreasi di bumi maknit, karena pada waktu pulang dari Shalat subuh di masjid Nabawi, ada orang tua yang bingung
kehilangan rombongan, dan lupa dengan hotelnya. Aku tidak tega melihatnya, dengan
sabar mengantar, Tanya petugas dan polisi tidak ada yang tahu , travelnya di
hubungi tidak di angkat, aku hampir putus asah. Alhamdulillah kurang lebih 2
jam putar putar ngantar , baru sadar dan ingat lokasi tinggalnya, yaa… aku
sudah kadung di tinggal rombongan. Tapi gak apah yang penting bisa nolong orang
di sana.
“Ya Allah
limpahkan rahmad dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya “
Di Makah aku tinggal di Hotel Jw Mariot, seperti di Madinah,
aku tetap focus ibadah dan menghabiskan waktuku di masjid dan Ka’bah. Aku
pulang bila saatnya makan, dan istirahat itupun cuma sebentar .
Saya melakukan Umroh selama tiga kali, yang pertama untuk
diri sendiri, karena aku belum pernah umroh, setelah itu umroh untuk ibundaku
ibu Rahayu Kulsum dan teraakhir umroh untuk ayandah, Bapak sami’an. Dan
istimewanya , keinginan ku untuk bisa menghabiskan pergantian waktu di pas
pusaran Ka’bah dapat terwujud. Saya keluar hotel pukul 11.00 malam, lalu aku
melakukan tawaf, dan pas pukul 12.00, berada di Hijir Ismail, yang juga katanya
doa - doa kita di kabulkan, saya bisa membaca Alquran dan berdoa disini sambil
menunggu pergantian tahun baru.
“Ya Allah, sesungguhnya kami
memohon keridhaan-Mu dan surge –Mu, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu
dan siksa neraka. Wahai Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan
di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”
Menjelang kepulangan
aku melakukan tawaf perpisahan bersama rombongan, di sini aku merasa berdosa
dan teringat dengan istriku, karena aku tidak bisa berangkat umroh bersam
istri, memang karena tidak ada biaya, tapi aku disana terus berdoa semogah di
kasih panjang umur, bisa kembali ke makam Rosullullah dan ke Ka’bah bersama
Istriku dan kedua anakku, Arla siti Aqilah Mutiallah dan M. Ghozal Izzulhaq
Mutiaallah, Semogah terwujud sebagaimana doa-doaku yang pertama. Amin.
" YAKIN DENGAN KEKUATANMU YA ALLAH, AKU BISA KEMBALI DENGAN KELUARGAKU, YAKIN...YAKIN.... ATAS IZIN ENGKAU."
No comments:
Post a Comment